Banyak yang masih salah kaprah dalam memahami kata-kata ”renovasi rumah”. Banyak yang mengira “hanya” menggeser tembok, menambah kamar di atas, atau merubah tampak muka rumah adalah renovasi kecil yang tentunya membutuhkan biaya kecil juga. Pada kenyataannya, renovasi rumah yang “hanya” ingin menggeser tembok atau menambah ruangan ke atas ternyata tidak serta merta bisa disebut pekerjaan kecil dengan biaya kecil.
Anda mengira hanya ingin menambah ruangan dengan ukuran 2,5m x 4m = 10 m2 dengan asumsi biaya bangunan 4jt/m2, maka anda akan menyiapkan anggaran 10 x 4jt = 40 juta. Sebenarnya anda tidak sepenuhnya salah, hanya anda lupa memperhitungkan konsekuensi dari renovasi. Seringkali setelah mengetahui biaya-biaya lain yang timbul dari konsekuensi renovasi rumah, klien akan terkejut karena ternyata biayanya bisa jadi diluar bayangan mereka.
Secara garis besar kami akan membagi renovasi rumah menjadi dua, yaitu renovasi horizontal dan renovasi vertikal. Renovasi horizontal masih berada dalam satu level ketinggian yang sama, misal: menggeser tembok untuk melebarkan bangunan. Sedangkan renovasi vertikal adalah menambah luas bangunan ke atas atau beda level ketinggian, misal: menambah ruangan di lantai atas karena di bawah sudah tidak memungkinkan.
Ada konsekuensi pekerjaan karena renovasi yang dilakukan, konsekuensi yang timbul dalam setiap pekerjaan renovasi bisa berbeda-beda tergantung dari apa yang akan direnovasi. Ketika anda memutuskan untuk menambah ruangan tentunya harus dipikirkan bagaimana strukturnya, misalnya struktur atap, apakah membuat atap baru atau membongkar sebagian atap dan menyambung atap lama dengan atap baru. Menyambung atap pun akan memiliki resiko terjadi kebocoran sewaktu hujan, untuk itu ada pekerjaan-pekerjaan tambahan untuk meminimalkan resiko kebocoran tersebut.
Sedangkan untuk renovasi rumah yang sifatnya vertikal atau menambah luasan ke atas, yang harus diperhatikan adalah mengecek kekuatan fondasi. Kebanyakan fondasi rumah 1 lantai tidak disiapkan untuk rumah 2 lantai, apakah akan dibuat fondasi baru atau fondasi lama dikuatkan (istilah awamnya suntik fondasi). Selain itu yang sering dilupakan adalah menyiapkan area bebas di lantai 1 untuk meletakkan posisi tangga. Bisa jadi anda harus merelakan salah satu ruang di lantai 1 untuk digunakan sebagai area tangga.
Selain itu ada bagian-bagian tertentu dari bangunan yang harus dijaga karena tidak terkena renovasi namun berpotensi terjadi kerusakan, misal: tembok yang berada disamping tembok yang direnovasi, menjaga keramik lantai agar tidak pecah selama proses renovasi, dsb. Dan menyesuaikan kondisi bangunan yang baru direnovasi dengan bangunan lama, misal: tampilan cat dinding lama dan baru, menambah keramik lantai dengan motif yang sama, dsb.
Konsekuensi-konsekuensi itulah yang ikut menambah anggaran biaya dalam sebuah pekerjaan renovasi. Bisa jadi nilai rata-rata per m2 bangunan yang direnovasi bisa lebih tinggi daripada rata-rata nilai bangunan baru.
Jadi, sebelum anda memutuskan untuk merenovasi rumah anda, pastikan dulu bahwa renovasi ini benar-benar harus anda lakukan karena kebutuhan ruang yang mendesak. Sebaiknya pilih salah satu renovasi saja, apakah renovasi horizontal ataukah vertikal. Jika luasan di lantai 1 masih memungkinkan sebaiknya renovasi horizontal saja. Namun, jika dirasa di lantai 1 sudah tidak memungkinkan untuk menambah ruang maka jalan satu-satunya adalah renovasi vertikal dengan menambah bangunan ke atas. Rencanakan dengan teliti segala konsekuensi dari renovasi yang akan anda lakukan, sehingga anda bisa menyiapkan biaya tambahan untuk pekerjaan-pekerjan tambahan yang timbul dari renovasi yang anda lakukan.
http://www.ideanusantaramalang.com