Sering kali kita menjumpai dinding interior rumah kita mengalami retak-retak yang tidak beraturan. Padahal pada saat proses pembangunan rumah, kita sudah melakukan pengawasan melekat terhadap salah satu hasil kerja para tukang ini. Tetapi hal ini masih saja sering terjadi. Apakah sebenarnya penyebabnya?
RETAK RAMBUT
Seperti yang telah banyak kita jumpai biasanya pola retak tidak beraturan dan celahnya berukuran kecil.
Penyebab :
1.Unsur-unsur pembentuk bahan plesteran tidak homogen, seperti pasir yang tidak bersih dan masih mengandung tanah
2.Pengacian belum waktunya dilakukan pada plesteran. Pengacian baru bisa dilakukan minimal 2 minggu setelah proses plesteran.
Solusi :
1.Celah retak rambut diperbesar dengan menggunakan kape.
2.Lalu tutup retak rambut yang telah diperbesar tadi dengan plamur tembok.
3.Setelah plamur tembok mengering, ampelas permukaannya. Selanjutnya lakukan pengecatan.
RETAK DINDING STRUKTUR
Pola retak pada dinding membentuk bidang diagonal dan biasanya berukuran besar. Ada juga yang pola retaknya vertikal dengan celah dibagian di bagian bawah berukuran besar.
Penyebab :
1.Pada pola retak yang diagonal, dinding mengalami gaya geser yang biasanya diakibatkan oleh gempa atau salah satu titik pondasi mengalami penurunan.
2.Sedangkan pada pola retak vertikal, biasanya balok sloof tempat bertumpunya dinding mengalami patah.
Solusi :
1.Lantai digali untuk melihat tingkat kerusakan pada balok sloof.
2.Membuat balok perkuatan pada sloof yang mengalami patahan.
3.Setelah perbaikan pada sloof, menambal retakan yang ada dengan menambah bonding agent.
4.Plamur dan selanjutnya cat ulang dinding yang sudah ditambal.
MENCEGAH RETAK PADA DINDING
1.Untuk mencegah dinding retak, gunakan bahan penyusun plesteran yang berkualitas baik, yaitu semen berkualitas baik dan pasir tidak bercampur tanah atau dapat juga menggunakan pasir putih.
2.Sebagai alternatif, untuk plesteran yang berkualitas baik dapat menggunakan jenis plester instant yang memiliki campuran lebih homogen/merata dan daya rekat yang tinggi. Walaupun harganya relatif lebih mahal, tetapi sesuai dengan mutu yang diperoleh.
3.Memberi waktu yang cukup antara proses plesteran dan pengacian (kira-kira 2 minggu/ 20 hari) dapat mencegah keretakan pada dinding. Hati-hati apabila mengerjakan pada musim hujan, karena diperlukan waktu pengeringan yang lebih lama.
4.Proses pengadukan antara semen, pasir dan air harus homogen/ merata untuk mencegah keretakan. Untuk area basah, campuran semen : pasir adalah 1:2 atau 1:3. Untuk area bukan basah/ kondisi normal, gunakan campuran 1:6 atau 1:8.
5.Perubahan suhu yang terus-menerus juga dapat mengakibatkan keretakan. Karena itu dinding eksterior perlu dilindungi oleh teritisan/ overstek dari sorotan matahari atau tampias air hujan.
6.Keretakan juga sering terjadi pada sekeliling kusen pintu atau jendela kayu, karena terjadinya pemuaian dan penyusutan kayu. Karena itu gunakanlah kayu yang benar-benar kering (kayu oven), untuk memperkecil resiko muai-susut.
7.Untuk lubang pintu atau jendela yang besar, gunakan susunan bata sistem rolaag yang berfungsi menopang beban susunan bata di atasnya. Sehingga kayu kusen jendela atau pintu tidak melengkung ketika menerima beban susunan bata di atasnya.